Tuesday, 17 September 2019

Kekayaan Sejati Terletak Pada Sifat Qanaah


Oleh karena pentingnya kekayaan hati ini, Umar radhilallahu ‘anhu pernah berpesan dalam salah satu khutbahnya:

تَعْلَمُونَ أَنَّ الطَّمَعَ فَقْرٌ، وَأَنَّ الْإِيَاسَ غِنًى، وَإِنَّهُ مَنْ أَيِسَ مِمَّا عِنْدَ النَّاسِ اسْتَغْنَى عَنْهُمْ

Tahukah kalian, sesungguhnya ketamakan itulah kefakiran.
Dan sesungguhnya tidak berangan-angan panjang merupakan kekayaan.
Barang siapa yang tidak berangan-angan memiliki apa yang ada di tangan manusia, niscaya dirinya tidak butuh kepada mereka” [HR. Ibnu al-Mubarak dalam az-Zuhd: 631].

Wednesday, 11 September 2019

Ikutilah jalan ajaran Sahabat


Sama-sama kita sentiasa menjadikan yang berikut ini sebagai pegangan kita, Firman Allah:
Ertinya: “Dan sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan ini dan jangan kamu ikuti jpalan-jalan yang lain, kelak kamu akan berpecah dari jalanNya (yang satu itu)
[Al-Qur’an: Surah al-An‘aam: 6:153]

Tafsiran ayat ini, yang menunjukkan bahawa perpecahan adalah sesuatu yang dikeji dan buruk, kita dapatkan dari hadis Nabi ﷺ berikut ini.

Ibn Mas‘ud telah meriwayatkan: “Sesungguhnya Nabi ﷺ telah membuat satu garisan lalu bersabda: Inilah jalan Allah, kemudian baginda ﷺ membuat garisan yang banyak di sebelah kanannya dan di sebelah kirinya (garisan yang satu tadi: jalan Allah) lalu bersabda: Adapun ini (garisan yang banyak) adalah jalan-jalan lain (selain jalan Allah), pada setiap jalan ini, ada Syaitan yang mengajak kepadanya dan Nabi ﷺ pun membacakan ayat (ertinya): Dan sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus… kamu akan berpecah dari jalanNya (yang satu itu).

[HR Imam Ahmad (6/89), ad-Darimiy (1/67), al-Hakim (2/318) dan (2/239) dan beliau menghukumkannya Sahih serta disetujui oleh adz-Dzahabi, Ahmad Syakir dan lainnya].

Wednesday, 7 August 2019

Mengapa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah begitu istimewa?

Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

والذي يظهر أن السبب في إمتياز عشر ذي الحجة أنها مكان لاجتماع أمهات العبادة فيه وهي الصلاة والصيام والصدقة ولا يأتي ذلك في غيرها

Nampaknya, sebab keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dikarenakan tempat berkumpulnya induk-untuk ibadah seperti sholat, puasa, sedekah dan haji yang tidak dijumpai di waktu yang lain.

Fathul Baari 2:460

Ten days of Dhul Hijjah

Image may contain: text

Wednesday, 31 July 2019

Hukum Pamer Kemesraan Di Medsos


Pertanyaan:
Saya mau bertanya mengenai hukum Islam tentang suami istri bermesraan di depan umum. Awal mulanya saya mengomentari suatu foto di Facebook yang memosting seorang ustadzah muda yang sering kita lihat di televisi, bergandengan tangan dan berpelukan dengan suaminya

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Bermesraan setelah menikah memang sesuatu yang dihalalkan. Tapi kita perlu ingat, tidak semua yang halal boleh ditampakkan dan dipamerkan di depan banyak orang.

Ada beberapa pertimbangan yang akan membuat kita tidak lagi menyebarkan foto kemesraan di Medsos:

Tuesday, 23 July 2019

Perhatikanlah Dengan Siapa Kita Berteman!


Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman." HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)

Wednesday, 26 June 2019

Saudaraku, Bersabarlah Di Atas Sunnah...


Pada akhir zaman akan semakin sedikit kebaikan, banyak yang menentang, dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya manusia kepada dunia...

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ
"Akan datang suatu masa, dimana orang yang bersabar (berpegang teguh) pada agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api" (HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadits dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no. 8002)


فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ
"Sesungguhnya setelah kalian akan ada hari-hari kesabaran, dimana bersabar pada hari-hari itu seperti menggenggam bara api. Orang yang beramal tatkala itu memperoleh pahala sama dengan 50 orang yang beramal seperti amalannya" (HR. At-Tirmidzi no. 3058 dan Ibnu Majah no. 4014, hadits dari Abu Tsa’labah al-Khusyani).

Monday, 10 June 2019

Gelisah bukan karena kurang piknik, tapi karena terlalu sibuk dengan urusan dunia

Ya ikhwah, jangan jadikan hatimu terkait dengan dunia, jangan sampai dunia masuk ke dalam hatimu dan bercokol di dalamnya, teladanilah generasi terbaik umat ini, mereka menggenggam dunia, namun cukup sampai di situ dan tidak merasuk ke dalam hati. Maka jadilah mereka generasi yang mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kehidupan akhirat, dunia sebatas di genggaman mereka sehingga mudah dilepaskan, mudah untuk diinfakkan di jalan Allah. Adapun kita wahai kaum muslimin, aina nahnu min haaulaai (di manakah kedudukan kita jika dibandingkan mereka)? Di mana?! Tentu sangat jauh dari mereka!

Aun bin Abdillah rahimahullah berkata:
‏إن من كان قبلكم كانوا يجعلون للدنيا ما فضل عن آخرتهم، وإنكم اليوم تجعلون لآخرتكم ما فضل عن دنياكم.
"Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan waktu untuk dunia apa yang tersisa setelah untuk akhirat mereka, sedangkan kalian menjadikan waktu untuk akhirat kalian apa yang tersisa dari urusan dunia kalian." (Hilyatul Auliya', jilid 4 hlm. 242)

Oleh karena itu wajib bagi kita untuk merenungi sekali lagi bahkan senantiasa merenungi apakah tujuan kita diciptakan di dunia ini. Sangat mengherankan jika seorang muslim telah mengetahui tujuan penciptaannya kemudian lalai dari hal tersebut, bukankah inilah puncak kedunguan?!
Abdullah bin Mubarok berkata, Hamdun bin Ahmad pernah ditanya:
ما بال كلام السلف أنفع من كلامنا، قال: لأنهم تكلموا لعز الإسلام ونجاة النفوس ورضا الرحمن، ونحن نتكلم لعز النفوس وطلب الدنيا ورضا الخلق
"Mengapa ucapan Ulama Salaf lebih bermanfaat daripada ucapan kita?” Beliau menjawab, “Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan keridhoan Ar-Rohman. Sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri, mencari dunia dan keridhoan manusia.” (Shifatush Shofwah 4/122)

Menutup Kekurangan Pada Puasa Ramadhan


al-Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab -semoga Allah merahmatinya- berkata:
"Pada pembahasan "berpuasa setelah ramadhan" terdapat sekian faidah, di antaranya:
Bahwa puasa di bulan Syawal dan Sya'ban itu seperti shalat-shalat sunnah rawatib, yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Dengan amalan-amalan sunnah tersebut disempurnakan cacat dan kekurangan yang terdapat dalam amalan yang fardhu/wajib.
Karena amalan yang wajib itu akan lebih sempurna pahalanya pada hari Kiamat jika diiringi dengan amalan-amalan yang sunnah. Sebagaimana terdapat keterangan dari Nabi-shalallahu alaihi wasalam- dari banyak riwayat.
Kebanyakan manusia itu, amal puasa fardhunya terdapat kekurangan dan cacat. Maka perlu ada amal-amal yang menambal dan menyempurnakannya."
📚 Latha'if al-Ma'arif, 311

قَـالَ الحَـافِظُ ابْـنُ رَجَـبْ -رَحِـمَهُ الله- :
في معاودة الصيام بعد رمضان فوائد عديدة ومنها :
أن صيام شوال وشعبان كصلاة السنن الرواتب قبل الصلاة المفروضة وبعدها، فيكـمل بذلك ما حصل في الفرض من خلل ونقص،
فإن الفرائض تكمل بالنوافل يوم القيامة كما ورد ذلك عن النبي -ﷺ- من وجوه متعددة،
وأكثر الناس في صيامه للفرض نقص وخلل فيحتاج إلى ما يجبره ويكمله من الأعمال.
📚 [ "لطائف المعارف" (٣١١) ].